Program Studi Industri Pertahanan Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan Unhan RI Gelar Focus Group Discussion untuk Perkuat Kemandirian Teknologi Pertahanan Indonesia

Bogor (29/08) – Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan (FSTP) Unhan RI, Prof. Dr. Ir. Muhamad Asvial, M.Eng., membuka langsung Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Industri Pertahanan Unhan RI, dengan tema “Membangun Kemampuan Industri Pertahanan dengan Memberdayakan Rekayasa Industri Pertahanan Dalam Negeri”. kegiatan ini menghadirkan narasumber yaitu Paban II/Jemen Sren Koopsudnas, Kolonel Tek Jajang Nurnasihin, S.T., M.T., Executive Director Indo-Pacific Strategic Intelligence, Curie Maharani, Ph.D., Direktur Teknologi dan Pengembangan PT PINDAD, Dr. Ir. Sigit P. Santosa, MSME., IPU., dipandu moderator dosen Prodi Industri Pertahanan, FSTP Unhan RI, Dr. Ir. Ade Muhammad, M.Han. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Serbaguna, Lt-2, Gedung Auditorium, Kampus Utama Bela Negara Unhan RI, Sentul-Bogor, Jawa Barat.

Dekan FSTP Unhan RI Prof. Dr. Ir. Muhamad Asvial, M.Eng., dalam sambutannya menegaskan pentingnya tema FGD ini dalam konteks pertahanan nasional, terutama terkait penguasaan teknologi dan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri sesuai dengan amanat Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Dekan FSTP Unhan RI juga menekankan perlunya sinergi antara lembaga penelitian, pemerintah, perguruan tinggi, dan industri untuk mendukung kemandirian pertahanan Indonesia. Beliau menggarisbawahi bahwa teknologi drone merupakan game-changer dalam pertahanan modern, serta mengajak seluruh peserta FGD untuk aktif berpartisipasi, berbagi pengetahuan, dan membangun jaringan kerja sama yang solid demi kemajuan teknologi pertahanan Indonesia.

FGD ini diawali dengan pemaparan oleh Kolonel Tek Jajang Nurnasihin, S.T., M.T. (Paban II/Jemen Sren Koopsudnas), yang memaparkan tentang potensi pengembangan drone lokal sebagai elemen strategis dalam memperkuat sistem pengamanan perbatasan di pulau-pulau terluar Indonesia. Beliau menekankan bahwa drone harus dilihat sebagai transformative force yang mampu mengubah paradigma keamanan nasional. Tantangan dalam penerapan drone, menurutnya, hanya bisa diatasi melalui kolaborasi dan inovasi yang melibatkan sektor pertahanan, industri, dan teknologi.

Curie Maharani, Ph.D. (Executive Director Indo-Pacific Strategic Intelligence), sebagai narasumber kedua dalam pemaparannya memberikan perspektif mendalam tentang dampak dinamika geopolitik terhadap industri pertahanan nasional, khususnya di kawasan Indo-Pasifik. Executive Director Indo-Pacific Strategic Intelligence menekankan bahwa adaptasi kebijakan yang proaktif dan kolaborasi internasional melalui strategic alliances adalah kunci dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan pertahanan regional.

Sementara selaku narasumber ketiga, Dr. Ir. Sigit P. Santosa, MSME., IPU (Direktur Teknologi dan Pengembangan PT PINDAD), memaparkan pentingnya inovasi teknologi dalam defense manufacturing dan systems integration. Direktur Teknologi dan Pengembangan PT PINDAD, juga menyoroti beberapa proyek strategis PT PINDAD, termasuk pengembangan next-generation combat vehicles dan advanced weapon systems, serta menekankan pentingnya dukungan regulasi dan governmental support untuk mempercepat inovasi dan meningkatkan commercial viability produk-produk pertahanan dalam negeri.

Diskusi ini dipandu oleh dosen Prodi Industri Pertahanan FSTP Unhan RI, Dr. Ir. Ade Muhammad, M.Han yang berlangsung interaktif, menghasilkan berbagai rekomendasi strategis bagi penguatan industri pertahanan Indonesia.

Kegiatan ini diikuti oleh Pejabat Eselon I, II, III Unhan RI, Mitra BUMN dan mahasiswa program magister pascasarjana Prodi Industri Pertahanan FSTP Unhan RI, dan diakhiri dengan penyerahan cinderamata serta sertifikat oleh Dekan FSTP kepada para narasumber, dilanjutkan dengan sesi foto bersama.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Scroll to Top
X