Sentul, 5 September 2024
– Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan, Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), sukses menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Indonesia dan Ancaman Keamanan Siber Internasional di Masa Depan”. Acara ini diadakan untuk membahas tantangan dan strategi menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks dalam era digital saat ini.
Acara yang berlangsung di Kampus Universitas Pertahanan RI ini dihadiri oleh total 230 peserta, dengan 70 peserta hadir secara langsung di lokasi dan 160 peserta mengikuti secara daring. Hadirin terdiri dari berbagai kalangan, termasuk Rektor Unhan RI, pejabat utama dari Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, serta perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Para akademisi, peneliti, sektor swasta, dan mahasiswa juga turut serta dalam diskusi yang penuh wawasan ini.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan Unhan RI, Prof. Dr. Ir. Muhamad Asvial, M.Eng., dalam sambutannya, menyoroti pentingnya menjaga keamanan infrastruktur informasi vital (IIV) yang menjadi tulang punggung sektor strategis seperti energi, telekomunikasi, keuangan, dan transportasi. “Ancaman siber yang semakin berkembang dapat berasal dari berbagai aktor, termasuk negara dan kelompok kriminal,” kata Prof. Asvial. Ia menekankan perlunya strategi kuat dan manajemen kontingensi yang efektif untuk melindungi IIV.
FGD ini menghadirkan narasumber terkemuka, termasuk Drs. Slamet Aji Pamungkas, M.Eng. dari BSSN, Prof. Yudho Giri Sucahyo dari Universitas Indonesia, Muhammad Salahuddien M dari CSIRT.ID, dan Dr. I Made Wiryana dari Universitas Gunadarma. Para ahli ini memfokuskan pembahasan pada identifikasi kelemahan ketahanan IIV, perumusan strategi peningkatan ketahanan, serta manajemen kontingensi menghadapi serangan siber.
“Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil sangat krusial dalam menghadapi ancaman siber ini,” tambah Prof. Asvial. Focus Group Discussion (FGD) yang telah dilakukan menghasilkan rekomendasi yang menekankan pentingnya penguatan aspek pertahanan siber dalam sistem pemerintahan. Penguatan ini tidak hanya mencakup peningkatan teknologi dan infrastruktur, tetapi juga memerlukan sumber daya manusia yang kompeten dan memadai dalam jumlah besar untuk mengelola dan mengamankan sistem pemerintahan dalam rangka meningkatan kedaulatan digital dan ketahanan digital guna mewujudkan Indonesia emas 2045. Diperlukan sinergi dari berbagai pihak untuk menciptakan tenaga ahli yang mampu menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks dan dinamis.
Kegiatan ini berlangsung lancar, dengan harapan hasil diskusi dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga keamanan siber nasional Indonesia di masa mendatang. Acara ini juga menjadi platform untuk mempererat kerja sama antar pemangku kepentingan dalam meningkatkan ketahanan siber nasional.